Minat dan
Motivasi
A. Pengertian minat
Membahas
tentang minat, tidak lepas dari kejiwaan manusia. Oleh karena minat adalah
salah satu Marksheffel dalam bukunya yang aspek piskis yang ada pada setiap
manusia. Apalagi seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, maka orang tersebut
akan berusaha dengan sekuat mungkin untuk memperoleh yang di inginkannya.
Upaya-upaya yang di lakukan orang tersebut dapat terjadi karena karena adanya
dorongan lewat minat yang dimilikinya. Dengan demikian minat adalah motor
penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang di
cita-citakan.
Begitu juga
untuk siswa yang memiliki minat dalam dirinya untuk belajar, maka siswa
tersebut dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran yang di pelajarinya.
Sebaliknya tanpa adanya minat dan perhatian dalam diri seorang siswa terhadap
apa yang di pelajarinya. Sebaliknya tanpa adanya minat dan perhatian dalam diri
seseorang siswa terhadap apa yang di pelajarinya, maka ia tidak akan menguasai
materi yang dipelajarinya itu dengan baik. Oleh karena itu, maka kondisi
belajar siswa sangatah. perlu diperhatikan dan tingkatkan oleh guru sebagai
pendidik di sekolah.
Untuk
mengetahui dengan jelas masalah minat tersebut, berikut ini akan dikemukakan
beberapa pendapat tentang pengertian minat oleh para ahli sebagai berikut.
Slameto
(1988;183) mengemukakan bahwa:
Minat adalah
suatu rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyeluruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri
sendiri dan suatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minat.
Cony
Setiawan (1988;61)
Minat
(interest) adalah keadaan yang menghasilkan respon terarah terhadap suatu
situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan suatu kepuasaan
kepadanya (startiesrs). Demikian juga minat dapat menumbulkan sikap yang
merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi sesuai dan keadaan
tersebut.
Dari
beberapa tentang minat tersebut penulis dapat memahami bahwa minat adalah
kesediaan jiwa untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, atau dengan kata lain
bahwa minat itu mengarah kepada pemusatan perhatian secara maksimal untuk
memperoleh tujuan yang diinginkan.
Pengaruh
minat terhadap siswa dalam belajar
Telah
dijelaskan di atas bhwa minat adalah keinginan jiwa terhadap suatu objek dengan
tujuan untuk mencapai sesuatu yang di cita-citakan tersebut. Hal ini
menggambarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita-citakan
apabila dalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan untuk
mencapai tujuan yang dicita-citakannya itu.
Hubungan
minat dengan kegiatan belajar, minat menjadi motor penggerak untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Tanpa dengan minat, tujuan belajar tidak akan tercapai.
Untuk mengetahui lebih jelas pengaruh minat terhadap siswa dahulu penulis
mengemukakan pendapat para ahli tentang belajar itu sendiri.
Secara umum
belajar dapat di artikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi
individu dengan lingkungannya. Abu Ahmadi (1978;10) mengemukakan pendapatnya
sebagai berikut;
Murid
belajar dengan seluruh tenaga dan jiwanya, tidak hanya dengan pikirannya saja.
Setelah guru menyajikan bahan pelajaran dengan segala macam upaya dan usaha
maka sekarang tugas anak untuk mengolah bahan pelajaran, mengingatnya dan
mempergunakannya pada waktu ia berfikir di dalam seluruh kehidupannya.
Slameto
(1988;2) berpendapat bahwa;
Belajar
adalah suatu proses usaha yang di lakukan individu untuk mendapat suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
individu itu secara sendiri dalam inetraksi lingkungannya.
Dari
beberapa defenisi di atas penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu
perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman inddividu
dalam berinterksi dan lingkungannya. Dapat pula dikatakan bahwa belajar adalah
kegiatan yang melibatkan seluruh komponen badan termasuk fisik dan piskis.
Kegiataan tersebut dilakukan secara aktif dan di sengaja dalam rangka
memperoleh ilmu pengetahuan dan pengetahuan yang baru.
Untuk
mencapai tujuan belajar yang dimaksud, diperlukan adanya faktor pendorong
atau minat dalam diri setiap siswa yang belajar. Dengan demikian, adanya minta
dalam diri siswa yang belajar, mereka dapat memusatkan perhatiannya terhadap
bidang dipelajarinya.
Jika minat
siswa dibangkitkan, maka seluruh perhatiaanya dapat dipusatkan pada bidang
studi yang dipelajarinya secara umum dan bidang studi pendidikan agama islam
pada khususnya, kelas dapat menjadi tenang sebab siswa tidak mempunyai
kesempatan melakukan hal-hal yng melanggar ketertiban kelas. Dengan demikian,
proses belajar mengajar sebagaimana yang diharapkan.
Dari
keterangan di atas, penulis memahami bahwa minat termasuk salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap kesuksesan siswa dalam belajar. Oleh sebab itu, jika
sekiranya siswa tidak memilki minta atau kurang perhatian untuk menerima
pelajaran , guru dapat mengusahakan membangkitkan minat siswa melalui
berbagai cara atau metode karena akibat dari hasil belajar yang maksimal.
2. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat Belajar
Berhasil
atau tidak seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi banyak
jenisnya, tetapi digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor internal yang
dimana terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis, dan faktor eksternal
terdiri dari faktor sekolah, keluarga, dan masyarakat.
- Faktor Internal
W. Nugroho
(2007, 37) faktor internal adalah merupakan sebuah dorongan yang berada dalam
diri anak sendiri. Faktor inilah yang mendorong peserta didik untuk mencapai
sesuatu apabila dalam dirinya tidak ada dorongan atau motivasi maka anak pun
pasti mencapai sesuatu. Pemberian dorongan dan motivasi ini harus selalu
diberikan oleh orang-orang yang berada disekitar peserta didik seperti orang
tua dan guru, sehingga peserta didik dapat menimbulkan semangat untuk terus
belajar.
- Faktor Biologis
1).
Faktor Kesehatan
Arianto Sam
(2009: 34) kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap
kemamuan belajar, bila seseorang kesehatannya terganggu misalkan sakit pilek,
demam, pusing, batuk dan sebagainya. Dapat mengakibatkan cepat lelah, tidak
bergairah, dan tidak bersemangat belajar.
Demikian
halnya jika kesehatan rohani (jiwa) seseorang kurang baik misalnya mengalami
perasaan kecewa atau sebab lainnya, ini bisa mengganggu atau mengurangi
semangat belajar. Oleh karena tiu, pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi
setiap orang, baik fisik maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu
segar dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar.
2).
Cacat Tubuh
Cacat tubuh
adalah suatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh.
Cacat tubuh seperti buta, tuli, patah kaki, lumpuh dan sebagainya bisa
mempengaruhi belajar siswa. Sebenarnya jika hal ini terjadi hendaknya anak atau
siswa tersebut di lembagakan pendidikan khusus supaya dapat menghindari atau
mengurangi kecacatannya.
- Faktor Psikologis
Ada banyak
faktor psikologis, tapi disini penulis mengambil beberapa saja yang ada
relevansinya dengan pembahasan skripsi ini, faktor-faktor tersebut adalah
1).
Perhatian
Untuk
mencapai hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap
bahan yang dipelajarinya, jika bahan atau materi pelajaran tidak menjadi
perhatian siswa, maka minat belajar pun rendah, jika begitu akan timbul
kebosanan, siswa tidak bergairah belajar, dan bisa jadi siswa tidak lagi sukar
belajar.
2).
Kesepian
Kesiapan
menurut James Drever yang dikutip oleh Arianto Sam (3 Januari 2009) adalah
prepanednesto respond or reach. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan
respons atau bereaksi kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk
melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu perlu di perhatikan dalam proses
belajar mengajar, seperti halnya jika kita mengajar ilmu filsafat kepada
anak-anak yang baru duduk di bangku sekolah menengah, anak tersebut tidak akan
mampu memahami atau menerimanya. Ini disebabkan pertumbuhan mentalnya belum
matang untuk menerima pelajaran tersebut.
Jadi
menganjurkan sesuatu itu berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah
memungkinkannya, petensi-potensi jasmani dan rohaninya telah matang untuk
menerima karena jika siswa atau anak yang belajar itu sudah ada kesiapan, maka
hasil belajarnya pun akan lebih baik dari pada anak yang belum ada kesiapan.
3).
Bakat atau Intelegensi
Bakat adalah
kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan
yang nyata sesudah belajar, misalkan orang berbakat menyanyi, suara, nada
lagunya terdengar lebih merdu dibanding dengan orang yang tidak berbakat
menyanyi.
Bakat bisa
mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan
bakat, maka siswa akan berminat terhadap pelajaran tersebut, begitu juga
intelegensi, orang yang memiliki intelegensi (IQ) tinggi, umumnya mudah belajar
dan hasilnya pun cenderung baik, sebaluknya jika seseorang yang “IQ”nya rendah
akan mengalami kesukaran dalam belajar.
Jadi kedua
aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap minat belajar dan
keberhasilan belajar. Bila seseorang memilki intelegensi dan bakatnya ada dalam
bidang yang dipelajari, maka proses beljarnya akan lancer dan sukses di banding
orang yang memilki “IQ” rendah dan berbakat , kedua aspek tersebut hendaknya
seimbang, agar tercapai tujuan yang hendak dicapai.
- Faktor Eksternal
Arianto Sam
(2009: 30) terdapat beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi minat belajar
siswa adalah faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Uraian
berikut akan membahas ketiga faktor tersebut.
- Faktor Keluarga
Minat
belajar siswa bisa dipengaruhi oleh keluarga seperti cerah orang tua mendidik,
suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga. Akan diuraikan sebagai berikut:
1).
Cara orang tua mendidik
Cara orang
tua mendidik sangat besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Keluarga adalah
lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Jika orang tua tidak memperhatikan
pendidikan anaknya (acuh tak acuh terhadap belajar anaknya) seperti tidak
mengatur waktu belajar, tidak melengkapi alat belajarnya dan tidak
memperhatikan apakah anaknya belajar atau tidak, semua ini berpengaruh pada
semangat belajar anaknya, bisa jadi anaknya tersebut malas dan tidak
bersemangat belajar. Hasil yang di dapatkannya pun tidak memuaskan bahkan
mungkin gagal dalam studinya.
Mendidik
anak tidak baik jika terlalu dimanjakan dan juga tidak baik jika mendidik
terlalu keras. Untuk itu, perlu adanya bimbingan dan penyuluhan yang tentunya
melibatkan orang tua , yang sangat berperan penting akan keberhasilan bimbingan
tersebut.
Sebagaimana
lukman mendidik anaknya yang tercantum dalam al-qur’an surah Lukman 31: 13
sebagai berikut:
ø
2). Suasana
rumah
Suasana
rumah dimaksudkan adalah situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi
dalam keluarga, dimana anak dapat belajar dengan baik. Suasana rumah yang
gaduh, ramai dan semrawut tidak memberi ketenangan kepada anaknya yang belajar.
Biasanya ini terjadi pada keluarga yang besar dan terlalu banyak penghuninya,
suasana yang tegang, rebut, sering cekcok, bisa menyebabkan anak bosan di
rumah, dan sulit berkonsentrasi dalam belajarnya. Dan akibatnya anak tidak
bersemangat dan bosan belajar, karena terganggu oleh hal-hal tersebut.
Untuk
memberikan motivasi yang mendalam pada anak-anak perlu diciptakan suasana rumah
yang tenang, tentram dan penuh kasih sayang agar anak tersebut betah di rumah
dan bisa berkonsentrasi dalam belajarnya.
3).
Keadaan ekonomi keluarga
Dalam
kegiatan belajar, seorang anak kadang-kadang memerlukan sarana prasarana
atau fasilitas-fasiltas belajar seperti buku, alat-alat tulis dan sebagainya.
Fasilitas ini hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang, jika fasilitas
tersebut tidak dapat dijangkau oleh keluarga. Ini bisa menjadi faktor
penghambat dalam belajar tapi anak hendaknya diberi pengertian tentang hal itu.
Agar anak bisa mengerti dan tidak sampai mengganggu belajarnya. Tapi jika
memungkinkan untuk mencukupi fasilitas tersebut, maka penuhilah fasilitas
tersebut, agar anak bersemangat dan senang dalam belajar.
- Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi minat belajar siswa mencakup metode mengajar,
kurikulum dan pekerjaan rumah.
1).
Metode mengajar
Metode
mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui dalam mengajar, metode mengajar
ini mempengaruhi minat belajar siswa. Jika metode mengajar guru kurang baik
dalam artian guru kurang menguasai materi-materi kurang persiapan, guru tidak
menggunakan variasi dalam menyampaikan pelajaran alias menonton, semua ini bisa
berpengaruh tidak baik bagi semangat belajar siswa. Siswa bisa malas belajar,
bosan, mengantuk dan akibatnya siswa tidak berhasil dalam menguasai materi
pelajaran.
Oleh karena
itu, unutk meningkatkan minat belajar siswa guru hendaknya menggunakan metode
mengajar yang tepat, efesien dan efektif yakni dengan di lakukannya keteramilan
variasi dalam menyampaikan materi.
2).
Kurikulum
Kurikulum
diartikan sebagai jumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa kegiatan itu
sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang
seharusnya di sajikan itu sesuai dengan kebutuhan bakat dan cita-cita siswa
juga masyarakat setempat. Jadi kurikulum bisa dianggap tidak baik kurikulum
tersebut terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat,
minat dan perhatian siswa.
Menurut
Arianto Sam (2009: 20) yang perlu diingat bahwa sistem intruksional sekarang
menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa dan member
semangat belajar siswa. Adanya kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan-kebutuhan
siswa akan meningkatkan semangat dan minat belajar siswa, sehingga siswa
mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.
3).
Pekerjaan rumah
Pekerjaan
rumah yang terlalu banyak dibebankan oleh guru kepada murid untuk dikerjakan di
rumah. Merupakan momok penghambat dalam kegiatan belajar, karena membuat siswa
cepat bosan adalah belajar siswa tidak memilki kesempatan untuk mengejarkan
kegiatan yang lain. Untuk menghindari kebosanan tersebut guru janganlah terlalu
banyak memberi tugas rumah (PR), berilah kesempatan siswa unutk melakukan
kegiatan yang lain, agar siswa tidak merasa bosan dan lelah dengan belajar.
c. Faktor
Masyarakat
Masyarakat juga berpengaruh terhadap minat belajar siswa, misalnya saja antara
lain:
1)
Kegiatan dalam masyarakat
Di samping
belajar, anak juga mempunyai kegiatan-kegiatan lain di luar sekolah, misalnya
menari, olahraga, menari dan sebagainya. Bila kegitan-kegiatan tersebut di
lakukan dengan berlebih-lebihan, bisa menurungkan semangat belajar siswa,
karena anak sudah terlanjur senang dalam dalam organisasi atau kegiatan di
masyarakat, dan perlu di ingatkan tidak semua kegiatan masyarakat berdampak
baik bagi anak.
Maka dari
itu, orang tua perlu memperhatikan kegiatan anak-anaknya, supaya tidak hanyut
dalam kegiatan-kegiatan yang tidak menunjang belajar anak. Jadi orang tua
hendaknya membatasi kegiatan anak dalam masyarakat agar tidak mengganggu
belajarnya.
2).
Teman bergaul
Pengaruh-
pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwa anak jika teman
bergaulnya baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga
sebaliknya. Jika teman bergaulnya jelek pasti mempengaruhi sifat sifat yang
jelek pada diri siswa. Seyogyanya orang tua memperhatikan pergaulan
anak-anaknya, jangan sampai anaknya berteman dengan anak yang memilki tingkah
laku yang tidak diharapkan, usahakan agar anak memilki teman bergaul yang baik
yang bisa memberikan semangat belajar yang baik. Tugas orang tua hanya
mengontrol dari belakang jangan terlalu dan jangan terlalu dibebaskan yang
bijaksana saja, agar anak tidak terganggu dan terhambat belajarnya.
Menurut
Mahfudz Shalahuddin dalam bukunya pengantar psikologi pendidikan yang di kutip
oleh Atianto sam (2009: 25), ada empat aspek yang bisa menummbuhkan minat,
yaitu:
- Fungsi/adanya kebutuhan-kebutuhan
Minat dapat
muncul atau ddi gerakkan, jika ada kebutuhan seperti minat terhadap ekonomi,
minat muncul karena adanya kebutuhan sandang, pangan dan papan.
Kebutuhan
bisa di kelompokkan menjadi empat, yaitu:
- Kebutuhan seperti lapar dan haus.
- Kebutuhan akan cinta dan kasih dalam suatu golongan, seperti di sekolah dan di rumah.
- Kebutuhan keamanan seperti rasa aman.
- Kebutuhan untuk mewujudkan cita-cita atau pengembangan bakat.
- Keinginan dan cita-cita
Keinginan
dan cita-cita dapat menolong munculnya minat terhadap sesuatu, seperti
cita-cita untuk menjadi seorang dokter, secara otomatis orang tersebut akan
berminat untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan ilmu-ilmu kedokteran.
Semakin besar cita-cita atau keinginan maka semakin besar/tinggi minat yang
muncul dalam diri seseorang.
- Pengaruh budaya
Kebudayaan
terdiri dari dua lingkup yakni lingkup mikro (individu) dan mikro (social dan
adat istiadat). Kebudayaan dapat memunculkan minat-minat tertentu seperti
tari-tarian untuk mempelajarinya, sama halnya dengan minat , itu muncul dari
kebiasaan untuk mempelajari.
- Pengalaman
Pengalaman
merupakan permulaan dari kebudayaan seperti pengalaman seorang guru dapat menumbuhkan
minat guru untuk menekuni bidang-bidang keguruan, dengan adanya pengalaman
tersebut minat seseorang dapat bergerak/bertambah.
- 3. Motivasi belajar
Istilah
motif sering dibedakan dengan istilah motivasi. Kata “motif” diartikan sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 2005: 73).
Menurut Purwanto (2007: 60) motif adalah tingkah laku atau perbuatan
suatu tujuan atau perangsang, sedangkan menurut Nasution (2000: 73),
motif adalah segala daya yang mendorog seseorang untuk melakukan sesuatu.
Menurut
Makmun (2005: 37) menjelaskan bahwa meskipun para ahli mendifinisikannya dengan
cara dan gaya yang berbeda, namun eseninya menuju maksud yang sama, yaitu motivasi merupakan suatu kekuatan (power)
atau tenaga (force) atau daya (energy) atau keadaan yang kompleks
(a complex state) dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri
individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak
disadari. Penjelasan Makmun ini juga sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kontemporer, bahwa motivasi adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada
diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu
perbuatan dengan tujuan tertentu.
Menurut
Sardiman (2001: 74), dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu :
- Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system neurophysiological yang ada pada organisme manusia.
- Motivasi ditandai dengan munculnya rasa (feeling) atau afeksi seseorang. Motivasi dalam hal ini relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
- Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.
Menurut Mc.
Donald, yang dikutip Oemar Hamalik (2003: 158) bahwa, motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat
dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks. Motivasi
akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia,
sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga
emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
Motivasi
adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Masih dalam artikel
Siti Sumarni (2005), motivasi secara harafiah yaitu sebagai dorongan yang
timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara psikologi, berarti usaha yang
dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu
karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya.
Dari
beberapa pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian motivasi adalah
keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan
menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang
menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai. Atau keseluruhan daya penggerak
baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian
usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan
dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
- 4. Jenis-Jenis Motivasi
Makmun
(2005: 37) membagi motivasi kedalam beberapa kelompok sebagai berikut:
- Motif primer atau motif dasar. Motif primer merupakan motif yang tidak dipelajari yang untuk ini sering juga digunakan istilah dorongan (drive). Motif ini dibedakan dalam :
- Dorongan fisiologis yaitu bersumber pada kebutuhan organis antara lain rasa lapar, haus, istirahat, an lainnya. Kebutuhan ini lebih bersifat untuk melangsungkan hidup seseorang.
- Dorongan psikologis, atau dorongan kejiwaan dalam diri seseorang seperti rasa takut, kasih sayang, dan lainnya.
Motif-motif
dalam kategori primer pada umumnya terjadi secara natural dan instinctif.
- Motif sekunder, merupakan motif yang berkembang akibat adanya pengalaman, atu dipelajari. Termasuk dalam motif sekunder ini adalah motif berprestasi, motif-motif social sepeti ingin diterima, status, afiliasi, dan sebagainya.
Daru uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa, motivasi adalah dua faktor penting ialah
timbulnya gairah (pengaktifan, pemicu), pengarah (pilihan) perilaku. Timbulnya
gairah telah memuaskan perhatian pada pertanyaan: apa yang dapat membuat orang
menjadi aktif, keadaan apa yang membuat orang menjadi bergairah sehingga mereka
ingin berlaku sebaik mungkin. Dan jika seseorang sudah digairahkan, apa yang
membuat ia akan menuju ke arah tertentu.
Jadi uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa, motivasi dianggap sebagai fenomena individual.
Setiap individu unik dan semua teori motivasi utama diijinkan dengan satu dan
lain jalan, memperkenankank keunikan ini supaya terlihat (yaitu setiap orang
mempunyai kebutuhan, harapan, nilai, sikap, riwayat, perkuatan, dan sasaran
yang berbeda.
Semoga
bermanfaat
Belum ada tanggapan untuk "Pengertian Minat dengan Motivasi"
Post a Comment