Teori Zaman Poros ke Zaman Kebudayaan Sains Teknologi part 4

Periode ke-4
Tahap sejarah pada masa ini adalah tahap yang sangat menentukan bagi peradaban manusia, yaitu lahirnya kebudayaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Budaya ini lahir terutama di Barat. Untuk istilah “Barat” perlu sedikit penjelasan. Jaspers menggunakan istilah Abendland (Jerman) yang berarti “tanah senja” atau dengan istilah lain Occident (Inggris: tempat matahari terbenam) sebagai lawan dari Morgenland (Jerman: tanah, pagi) atau Orient (Inggris: Timur).
Sebenarnya, istilah Barat di sini harus dipahami pengertiannya dalam konteks yang lebih luas, karena dalam konteks pengertian sekarang, Barat adalah belahan bumi bagian Barat atau tepatnya Eropa, Amerika, dan juga sampai tahap tertentu Rusia. Pengertian Barat pada tesis Jaspers terbatas pada budaya Eropa, terutama, pada kurun waktu dari abad 10 sampai abad 18. Amerika belum termasuk dalam kerangka budaya Barat ini, dan Rusia masih termasuk dalam kelompok budaya Bysanz (Bisantinum). Sebelumnya perlu dijelaskan di sini bahwa, pada abad 10 M, ilmu pengetahuan dan teknologi bukan monopoli Barat saja, di kawasan lain juga sudah berkembang, seperti yang dapat ditemui di Cina, India, dan Arab, dengan kualitas yang lebih tinggi daripada yang terdapat di Eropa. Namun, bedanya berbagai temuan ilmu pengetahuan yang sudah maju itu tidak menjadi pemicu terhadap kesadaran sosial masyarakat (lihat Needham).
Arah jalannya sejarah di Eropa mulai berbeda dengan kawasan lain di dunia, terutama sejak tahun 1500. Ilmu pengetahuan mulai menentukan arah perkembangan sosial dan ekonomi. Berbagai temuan ilmiah yang diaplikasikan pada teknologi memberikan keunggulan pada bangsa-bangsa Eropa. Supremasi teknologi Eropa dimanfaatkan oleh negara-negara dari kawasan ini untuk menguasai kawasan-kawasan lain di dunia. Akhir abad 19, Eropa hampir menguasai seluruh dunia, hingga Hegel mengatakan: “Bahwa dunia sudah dijelajahi semua (oleh bangsa-bangsa Eropa), dan untuk orang Eropa dunia ini sudah bulat. Bila ada daerah yang belum mereka kuasai, ini karena tidak menguntungkan atau karena belum masanya saja (Jaspers).”
Sampai abad 19, apa yang dikatakan Hegel di atas merupakan suatu kenyataan. Pada abad 20, hal ini tidak berlaku lagi karena ada dua kekuatan baru di dunia, yaitu Amerika dan Rusia, dua negara raksasa yang mampu menyerap dan mengembangkan budaya ilmu pengetahuan dan teknologi hingga menjadi negara adidaya dan mendominasi tatanan sosial politik dan ekonomi dunia abad 20.
Salah satu faktor mengapa Eropa atau kebudayaan Barat dapat lebih maju meninggalkan budaya-budaya lainnya, menurut Jaspers, adalah adanya paduan antara kekuatan yang dijiwai oleh etos Kristen dengan dorongan religiusitas dari alam budaya Yahudi dengan keluasan pandangan yang didasari oleh alam pikir Yunani dan kemampuan mengatur dari budaya Romawi.
Dalam kurun waktu 500 tahun, lahir berpuluh-puluh pemikir di segala bidang, bidang filsafat, sains, teknik, dan seni. Dari dunia filsafat lahir filsuf-filsuf besar, seperti Bacon, Descartes, Hegel, dll. Di bidang sains lahir Galileo, Newton, dan Einstein. Di bidang teknik lahir James Watt dan Gustav Eifell. Di bidang seni rupa dan arsitektur lahir Leonardo da Vinci, Rembrandt sampai Picasso, Brunelleschi sampai Corbusier. Di dunia musik lahir Bach, Beethoven, dan seterusnya. Tidak dapat dipungkiri lagi, pengaruh mereka telah mendunia.
Dengan dasar ilmu pengetahuan alam dari Keppler dan Galilei, terbuka cakrawala baru tentang kehadiran manusia di dunia. Selain itu, berkembang pula ilmu pengetahuan dan penemuan baru, antara lain, ilmu anatomi manusia dari Vesal. Kemudian Leuwenhoek dengan mikroskopnya membuka wawasan baru tentang mikrobiologi, serta Galilei membuat teori baru tentang jagad raya dan alam semesta. Penggalian situs sejarah dan dapat dibacanya tulisan-tulisan kuno membuka pengetahuan tentang Pompeji, Mesir, dan Babilonia. Oleh karena itu, sejarah Yunani kuno lebih dikenal ilmuwan abad 18 daripada ahli-ahli Yunani pada zamannya sendiri. Dalam seni rupa, ditemukan ilmu perspektif, teknik menggambar ruang dan benda 3 dimensi di atas bidang datar dengan membuat manipulasi visual seolah-olah pada bidang 2 dimensi dapat digambarkan kedalaman ruang dan jarak. Untuk ini dikembangkan metode menggambar yang mengacu pada kaidah-kaidah ilmu geometri. Menggambar dengan teknik perspektif adalah penerapan logika sains kedalam dunia kualitatif seni rupa.
Penemuan ini merupakan konsekuensi dari keterlibatan sains pada semua segi kehidupan, yang menjadi salah satu ciri utama kebudayaan Barat pada masa itu.
Pada akhir abad 19 dan 20, penemuan dan kemajuan dalam sains dan teknologi terjadi di mana-mana, di luar batas Eropa Barat. Tumbuh tanpa saling mempengaruhi, namun berasal dari jiwa yang sama,“Zeitgeist”, atau jiwa zaman yang sama. Kemudian, ilmu pengetahuan bukan monopoli Eropa saja, ia sudah menjadi “way of live” di dunia, menjadi cara yang dianggap terbaik dalam menghadapi tantangan dan meningkatkan kualitas hidup manusia.
Untuk lebih jelasnya, Jaspers memformulasikan hakikat sains yang dirumuskan sebagai berikut:
  • Sains/ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang berdasarkan metode tertentu dan kebenarannya berlaku umum.
  • Saintifik (Scientific) adalah bila sebuah tesis dapat diterima metode pendekatannya. Dengan metode dapat dibuktikan batasan kebenaran dan alasan-alasannya.
  • Saintifik adalah mengetahui tentang suatu gejala secara pasti. Dengan demikian, akan diketahui apa yang tidak pasti, apa yang mempunyai kemungkinan untuk pasti, dan apa yang sama sekali vang tidak pasti atau yang tidak mungkin pasti.
Selanjutnya, rumusan Jaspers tentang hakikat teknologi adalah seperti berikut ini.
Teknik sebagai alat. Teknik terjadi karena kesengajaan menggunakan (tepatnya: Zwischenschiebung) alat/media untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas sehari-hari, seperti bernafas, makan, dan bergerak, belum dapat dikategorikan dalam pengertian teknik. Hanya bila terjadi kesalahan dan manusia sengaja mengada-kan upaya untuk memperbaiki baru dapat dikatakan sebagai teknik, seperti teknik bernafas, teknik makan, teknik berjalan, dll.

Bersambung

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Teori Zaman Poros ke Zaman Kebudayaan Sains Teknologi part 4"

Post a Comment